Kasus Kaki Gajah Masih Ditemukan di Tanjabtim, Ini yang Dilakukan Dinas Kesehatan

Rabu, 23 Juli 2014 | 14:28:02 WIB | Dibaca: 419 Kali


Laporan Wartawan Tribun Jambi Zulkifli

MUARASABAK - Meski telah dilakukan program pengobatan massal pada tahun 2017 dan 2016 lalu, namun kasus filariasis (kaki gajah) masih ditemukan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Dan pada tahun 2018 ini Dinas Kesehatan Tanjabtim akan kembali lakukan program pengobatan massal ulang. 

Kepala Dinas Kesehatan Tanjung Jabung Timur, Ernawati kepada Tribunjambi.com, menyebutkan, Berdasarkan data hasil surfey Subbid Filariasis dan Kecacingan BPKL Kementrian Kesehatan ditemukan sampel microfilaria red sebesar 1,3 persen, maka secara teori harus dilakukan pengobatan ulang penyakit Filariasis (kaki gajah) se Kabupaten Tanjung Timur, dan pengobatan massal pada tahun 2016 dan 2017 lalu dianggap tidak sepenuhnya.

"Hasil surfey itu ditemukan positif empat orang, di Talang Babat di Kecematan Sabak Barat dan di Kecamatan Sabak Timur satu orang yaitu di Kelurahan Sabak Ulu, sehingga akan dilakukan pengobatan ulang dan di surfey kembali," kata Ernawati, kepada Tribunjambi.com, pada jumat (20/7).

Menurut, Erna kegagalan progaram pengobatan massal yang dilakukan pihak Dinkes pada tahun lalu itu disebabkan oleh prilaku masyarakat yang enggan untuk mengkonsumsi obat.

"Kita imbau kepada masyarakat, jangan takut mengkonsumsi obat yang diberikan puskesmas, karena memang obat itu setelah dikonsumsi masing-masing orang berbeda responnya. Ada yang mual-mual. Makanya kita harap petugas kita yang ada dilapangan benar-benar memastikan obat yang diberikan itu dikonsumsi masyarakat," ujar Erna.

Dijelaskan Erna, penularan penyakit kaki gajah ini disebabkan oleh gigitan nyamuk yang telah hinggap pada orang yang positif fileariasis.